• Selamat datang! semoga artikel saya bermanfaat buat para pembaca. Like, Comment dan Share kalian sangat membantu untuk perkembangan blog ini agar menjadi lebih baik lagi. Terima Kasih
  • Ami dolah: wallahi nab ane dolah Ameh jenab: eh iye dolah,mau ngapain ente?ude mut aje sono jangan ganggu ane
  • Lo terganggu sama HOTSPOT SHIELD yang suka muncul di jendela browser lo?? nih gue kasih tau caranya, ga pke ribet
  • Eclair adalah kue kering yang berbentuk panjang, berisi krim pasta. Kalau lo tau apa itu kue sus, bisalah gue sebut Eclair ini adalah jelmaan versi panjangnya.

Selasa, 16 September 2014

Éclair: Pagi Terakhir di Rusia



artikel kali ini, gue bikin karna gue lagi kurang kerjaan, banyak yang minta artikel baru tapi bingung mau nulis apaan -,- semenjak libur dibulan ramadhan, inspirasi gue perlahan ngilang. mungkin, dia belum balik dari kampungnya~

novel eclair, novel yang menyayat hati, udah gue baca berulang-ulang dan ga ada bosennya. buat yang udah baca, pasti setuju sama gue. nah buat yang belom baca, buruan deh beli, atau numpang baca di gramed hahhaha.

abis baca novel ini, gue jadi penasaran kue eclair itu seperti apa sih... akhirnya gue gugling dan gue nemu sedikit penjelasan tentang kue ini.

Sesungguhnya, gak banyak orang yang tau apa itu eclair. Seperti apa bentuknya dan apa rasanya gak banyak yang menyadari kalau kue tersebut adalah kue yang sangatlah pasaran di masa kini, termasuk Indonesia.

Eclair adalah kue kering yang berbentuk panjang, berisi krim pasta. Kalau lo tau apa itu kue sus, bisalah gue sebut Eclair ini adalah jelmaan versi panjangnya. Namun tak seperti kue sus, Eclair lebih garing untuk tekstur luarnya. Isinya bisa berupa buah kaleng, saus vla, whipped cream, atau es krim.

Eclair berasal dari abad kesembilan-belas yang menjadi salah satu ciri khas dari Prancis. Eclair pertama kali diciptakan oleh Marie-Antonin Careme, seorang koki terkenal dari Prancis, untuk royalti Prancis. ‘Eclair’ dalam bahasa Prancis sendiri berarti ‘petir’. Dinamakan demikian karena eclair selalu terlihat berkilau, terutama pertama kali dijual.

nah, ini dia wujudnya ..


gimana? udah tertarik mau baca novelnya?
ga cuma sampe disini sob, gue bakal menggoda lo biar tambah penasaran sama ni novel .


"Seandainya bisa, aku ingin terbang bersamamu dan burung-burung di atas sana. Aku ingin terus duduk bersamamu di bawah teduhnya pohon-berbagi eclair, ditemani matahari dan angin sepoi-sepoi. Aku ingin terus menggenggam jari-jemarimu, berbagi rasa dan hangat tubuh-selamanya.

Sayangnya, gravitasi menghalangiku. Putaran bumi menambah setiap detik di hari-hari kita. Seperti lilin yang terus terbakar, tanpa terasa waktu kita pun tidak tersisa banyak. Semua terasa terburu-buru. Perpisahan pun terasa semakin menakutkan.

Aku rebah di tanah. Memejamkan mata kuat-kuat karena air mata yang menderas. "Aku masih di sini," bisikmu, selirih angin sore. Tapi aku tak percaya. Bagaimana jika saat aku membuka mata nanti, kau benar-benar tiada?"

dan ini sedikit cerita dari gue..

I wandered lonely as a cloud
that floats on high o'er vales and hills
when all at once I saw a crowd
a host, of golden daffodils;
beside the lake, beneath the trees
fluttering and dancing in the breeze

-I Wandered Lonely as a Cloud, William Wordsworth


Bagaimana perasaanmu jika sahabat terbaikmu, yang selalu menebarkan kehangatan dan keceriaan setiap hari, selalu menularkan senyuman dan tawa, serta selalu membuatkanmu berpuluh-puluh Èclair yang manis dan lezat dengan ikhlas dan penuh cinta, tiba-tiba hanya bisa terduduk dengan pandangan kosong dan wajah pucat tak berdaya? Sanggupkah kau menyaksikan pemandangan menyakitkan itu? Sungguh, kau pasti tak akan percaya bahwa laki-laki dengan sorot mata kosong dengan pria muda yang dulu selalu penuh semangat dan keceriaan itu adalah orang yang sama.

Prisca Primasari kembali bercerita tentang negeri di luar Indonesia. gue gak tau kenapa dia memilih negeri di luar daripada negerinya sendiri. Apakah negerinya sendiri itu tak ada yang bisa ia ceritakan sampai-sampai harus mengambil dari luar? Bagi gue, ini sangatlah asing, termasuk meriset fakta-fakta. Meski fiksi, fakta tetap acuan dalam menuliskan cerita.

Bermula dari satu kota di Rusia yang bernama St. Petersburg, Prisca memulai tokoh Ekaterina Fyodorovna dan Sergei Valentinich yang akan melangsungkan pernikahan dua minggu lagi. Permasalahan yang terjadi adalah Stephanych menjadi penghalang pernikahan mereka. Stepanych yang sakit keras ingin berjumpa dengan teman-temannya dahulu. Sergei ingin menunda pernikahan mereka, tetapi Katya memaksa akan melangsungkannya. Katya akan mencari dua teman mereka yang hilang, Kay dan Lhiver.

Singkat cerita, Katya berangkat menuju New York untuk menemui Kay. Masalah runyam karena Kay yang seorang fotografer terlibat di dalam sebuah kasus pembunuhan Tantiana Andreyeva, seorang patissier terkenal. Membawa Kay ke Rusia untuk menemui Stephanych bukanlah hal yang mudah. Ia harus berurusan dengan pihak kepolisian, seluruh pegawai toko pisau garnish di kota itu, dan para pelanggannya.

Setelah masalah selesai, Katya menuju ke Surabaya. Tugasnya belum selesai. Ia harus meluluhkan hati Lhiver. Sayang, lagi-lagi bukanlah perkara yang mudah. Sergei, Katya, Kay, Lhiver, dan Stephancy memiliki tragedi yang tidak bisa terlupakan. Lhiver sudah menganggap persahabatan mereka berakhir sejak Aoife, anak angkat Lhiver, dan kedua orangtua Lhiver dan Kay meninggal.

nah, pa urusannya eclair dengan hubungan kelima orang tersebut?

gue suka dengan cara Prisca mendeskripsikan keadaan, mengelola cerita yang asing di tempat yang asing. gue suka dengan cara Prisca memberikan kejutan-kejutan sederhana, memainkan watak-watak tokohnya. gue suka dengan cara Prisca menggabungkan dua tema yang sederhana di dalam cerita yang sederhana dengan nuansa yang tak bisa dikatakan sederhana. dia cukup spektakuler untuk berperan sebagai tuhan di dalam ceritanya, mengeksekusi tokoh-tokohnya, dan menentukan kehidupan para tokoh selanjutnya.

gue suka bagaimana Katya membongkar siapa pembunuh dari Tantiana Andreyeva dengan berbagai macam motif yang tak lazim. Gue pikir gue lagi nonton sebuah film detektif di dalam kata-kata. gue suka bagaimana Katya berjuang meluluhkan hati Kay dan Lhiver agar mau kembali bersatu dengan cara yang unik. gue suka dengan misteri-misteri yang harus diungkapkan oleh Katya dan Sergei untuk menyelamatkan diri dari cengkraman musuh yang hendak membunuh mereka.

Eclair adalah latar belakang dari cerita ini. lo akan tau bagaimana caranya menyatukan sahabat-sahabat lo yang ada di mana, bagaimana cara mencintai di dalam kesejatian, dan mengelabui musuh yang paling keji sekali pun lewat eclair yang tersaji di dalamnya. Eclair seperti membuat sesuatu yang terlihat mustahil menjadi nyata. Mungkin Prisca sudah berhasil ‘menyatukan kembali beling yang pecah menjadi gelas yang utuh’.

Prisca juga sudah merawi sebuah cerita di mana persahabatan, kasih sayang, dan pesaudaraan terlihat begitu bernilai di antara segalanya. Itu yang diwujudkannya lewat Eclair.

Itulah gambaran Eclair bagi gue. Entahlah bagi lo seperti apa.



Rabu, 03 September 2014

Kata Mutiara Habib Munzir Al-Musawwa




"Tiadalah kehidupan pasti menemui kematian, tiadalah perkumpulan pasti menemui perpisahan"

"Satu hembusan nafasmu , ialah selangkah menuju ajal"

"Beruntunglah dan tiada yang lebih beruntung kecuali para Pecinta Sayyidina Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam"

"Tiadalah yang lebih ditakuti Syaiton , para Jin, dan Iblis melebihi hati yang berdzikir. Ketika hati sedang ingat Allah , itulah yang paling ditakuti oleh Syaithon"

"Tak ada yang lebih cepat mendatangkan keridhoan Allah SWT. Melainkan bakti kepada Ayah dan Ibunda"

"Sunnguh tiada Hadiah yang lebih Agung dari doa"

"Ketahuilah bahwa peristiwa yang disebut (Kematian) justru itulah Hakikat kehidupan yang abadi"

"Ketahuilah bahwa cinta Allah , Allah titipkan kepada Sesosok Manusia yang bernama Sayyidina Muhammad Saw."

"Ketahuilah bahwa tuntunan terindah ialah tuntunan Nabi ku dan Nabi kita semua yaitu (Sayyidina Muhammad Saw)."

"Perindahlah siang-siang hari kita pada bulan Ramadhan dengan puasa dan ibadah lainnya, serta hiasilah dan sempurnakan malam-malamnya dengan memperbanyak shalat tarawih dan membaca Al qur’an."

"Do'a kita pun kepada Saudara/i kita adalah sedekah, sebagaimana yang disabdakan Oleh Sayyidina Muhammad Saw : "Semua yang baik adalah sedekah".

"Getarkanlah bibirmu ketika menyebut nama Yang Maha Agung (Fukullu Jami'an Ya Allah...Ya Allah...Ya Allah)"

"Jadikanlah mulai saat ini Dzikir menjadi sebuah kebutuhan kita, sebagaimana kita membutuhkan makan."

"Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda riwayat shahih Muslim... "Tiada akan datang hari kiamat selama masih ada di muka bumi yang memanggil nama ALLAH, ALLAH" (Shahih Muslim)

"Kematian adalah guru terbaik dalam kehidupan, sedikit saja kita lalai dari mengingat kematian maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan… Dia datang dengan tiba-tiba tanpa kenal permisi.. Apakah kita siap menyambut kedatangan sang malaikat maut ? adakah kita siap menyongsong malam pertama di alam kubur?…."

"Kita bangkit dengan kelembutan , bukan dengan kekerasan."

"Jadikan sabar dan do'a sebagai senjata terdahsyat dalam kehidupan ku dan kalian."

''Bila semua yang dialam semesta ini membenciku , Demi ke Agungan-Mu asalkan Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak perduli".




Selasa, 02 September 2014

KALAM AL-HABIB UMAR BIN HAFIZ BIN AS-SYEIKH ABI BAKAR BIN SALIM



1. Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.

2. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.

3. Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.

4. Penuhilah hatimu dengan kecintaan terhadap saudaramu niscaya akan menyempurnakan kekuranganmu dan mengangkat derajatmu di sisi Allah.

5. Barang siapa Semakin mengenal kepada allah niscaya akan semakin takut.

6. Barang siapa yang tidak mau duduk dengan orang beruntung, bagaimana mungkin ia akan beruntung dan barang siapa yang duduk dengan orang beruntung bagaimana mungkin ia tidak akan beruntung.

7. Barang siapa menjadikan kematiaannya sebagai pertemuan dengan sang kekasih (Allah), maka kematian adalah hari raya baginya.

7. Barang siapa percaya pada Risalah (terutusnya Rasulullah), maka ia akan mengabdi padanya. Dan barang siapa percaya pada risalah, maka ia akan menanggung (sabar) karenanya. Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia aka untuknya.naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).
Dan barang siapa yang membenarkan risalah, maka ia akan mengorbankan jiwa dan hartanya untuknya.

8. Kedekatan seseorang dengan para nabi di hari kiamat menurut kadar perhatiannya terhadap dakwah ini.

9. Betapa anehnya bumi, semuanya adalah pelajaran. Kukira tidak ada sejengkal tanah di muka bumi kecuali di situ ada ibrah (pelajaran) bagi orang yang berakal apabila mau mempelajarinya.
0. Jikalau sebuah hati telah terbuka, maka akan mendapatkan apa yang diinginkan.

11. Barang siapa yang mempunyai samudra ilmu kemudian kejatuhan setetes hawa nafsu, maka hawa nafsu itu akan merusak samudra tersebut.

12. Sesaat dari saat-saat khidmat (pengabdian) , lebih baik daripada melihat arsy dan seisinya seribu kali.

13. Menyatunya seorang murid dengan gurunya merupakan permulaan di dalam menyatunya dengan Rasulullah SAW. Sedangkan menyatunya dengan Rasulullah SAW merupakan permulaan untuk fana pada Allah (lupa selain Allah)

14. Manusia di setiap waktu senantiasa terdiri dari dua golongan, golongan yang diwajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas sujud dan golongan yang di wajahnya terdapat tanda-tanda dari bekas keingkaran.

15. Barang siapa yang menuntut keluhuran, maka tidak akan peduli terhadap pengorbanan.

16. Sesungguhnya di dalam sujud terdapat hakikat yang apabila cahanya turun pada hati seorang hamba, maka hati tersebut akan sujud selama-lamanya dan tidak akan mengangkat dari sujudnya.

17. Beliau RA berkata tentang dakwah, Yang wajib bagi kita yaitu harus menjadi daI dan tidak harus menjadi qodli atau mufti (katakanlah wahai Muhammad SAW inilah jalanku, aku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang jelas aku dan pengikutku) apakah kita ikut padanya (Rasulullah) atau tidak ikut padanya? Arti dakwah adalah memindahkan manusia dari kejelekan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ingat kepada Allah, dan dari keberpalingan kembali menuju kepada Allah, dan dari sifat yang buruk menuju sifat yang baik.

18. Syetan itu mencari sahabat-sahabatnya dan Allah menjaga kekasih-kekasih- Nya.

19. Apabila ibadah agung bagi seseorang maka ringanlah adap (kebiasaan) baginya dan apabila semakin agung nilai ibadah dalam hati seseorang maka akan keluarlah keagungan adat darinya.

20. Bila benar keluarnya seseorang (di dalam berdakwah), maka ia akan naik ke derajat yang tinggi.

21. Keluarkanlah rasa takut pada makhluk dari hatimu maka engkau akan tenang dengan rasa takut pada kholiq (pencipta) dan keluarkanlah berharap pada makhluk dari hatimu maka engkau akan merasakan kenikmatan dengan berharap pada Sang Kholiq.

22. Banyak bergurau dan bercanda merupakan pertanda sepinya hati dari mengagungkan Allah dan tanda dari lemahnya iman.

23. Hakikat tauhid adalah membaca Al Qur’an dengan merenungi artinya dan bangun malam.

24. Tidak akan naik pada derajat yang tinggi kecuali dengan himmah (cita-cita yang kuat).

25. Barang siapa memperhatikan waktu, maka ia akan selamat dari murka Allah.

26. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.

27. Orang yang selalu mempunyai hubungan dengan Allah, Allah akan memenuhi hatinya dengan rahmat di setiap waktu.

28. Salah satu dari penyebab turunnya bencana dan musibah adalah sedikitnya orang yang menangis di tengah malam.

#Sumber milist majelisrasulullah@yahoogroups.com
#Dikirim dalam Kalam Habib Umar bin Hafiz



Senin, 01 September 2014

Biografi Ustad Hasan Baharun (Dalwa)



Sejarah Kelahiran dan Sisilah  Ust. Hasan Baharun .

Al Habib Hasan Baharun lahir di Sumenep pada tanggal 11 Juni 1934 dan merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari Al Habib Ahmad bin Husein dengan Fathmah binti Ahmad Bachabazy.

Adapun silsilah dzahabiyah yang mulia dari beliau adalah  Al Habib Hasan Bin Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar Bin Baharun

Sejarah Masa Kanak-kanak Ust . Hasan Baharun

Sejak kecil kedisiplinan dan kesederhanaan telah ditanamkan oleh kedua orang tua beliau sehingga mengantarkannya tumbuh menjadi sosok pribadi yang mempunyai akhlaq dan sifat yang terpuji.

Sejarah Pendidikan Ust. Hasan Baharun

Pendidikan agama selain diperoleh dari bimbingan kedua orang tuanya ia dapatkan dari Madrasah Makarimul Akhlaq Sumenep dan dari kakeknya yang dikenal sebagai ulama besar dan disegani di Kabupaten Sumenep yaitu Ustadz Achmad bin Muhammad Bachabazy. Setelah kakeknya meninggal dunia beliau menimba ilmu agama dari paman-pamannya sendiri yaitu Ust. Usman bin Ahmad Bachabazy dan Ust. Umar bin Ahmad Bachabazy. Semangat belajar Ust. Hasan Baharun sejak kecil memang dikenal rajin dan ulet, bahkan apabila bulan Ramadhan tiba beliau belajar semalam suntuk, mulai sehabis tadarrus sampai menjelang shubuh. Beliau belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama khususnya ilmu  fiqih serta menjadi murid kesayangan Al-Faqih Al-Habib Umar Ba’aqil Surabaya.

Disamping pendidikan agama beliau juga menuntut pendidikan ilmu umum mulai dari Sekolah Rakyat (SR / setingkat SD), Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun dan  hanya sampai di kelas 4 karena pindah dan melanjutkan ke SMEA di Surabaya.

Masa Remaja dan Pengalaman Organisasi Ust. Hasan Baharun

Semasa remaja beliau senang berorganisasi baik Remaja Masjid ataupun organisasi lainnya seperti Persatuan Pelajar Islam (PII) bahkan beliau pernah diutus untuk mengikuti Muktamar I PII se-Indonesia yang diselenggarakan di Semarang. Dan pernah menjabat Ketua Pandu Fatah Al Islam di Sumenep. beliau aktif pula di partai politik yaitu Partai NU (Nahdlatul Ulama) dan menjadi jurkam yang dikenal berani dan tegas menyampaikan kebenaran. Dan di Pasuruan menjabat sebagai Ketua Majlis Ulama Indonesia ( MUI ) sampai akhir hayat beliau.

Perjalanan dan Konsep Dakwah Ust. Hasan Baharun

Setelah menamatkan sekolah beliau sering mengikuti ayahnya ke Masalembu untuk berda’wah sambil membawa barang dagangan. Keluarga Ustadz Hasan pada saat itu dikenal ramah dan ringan tangan, apabila ada orang yang tidak mampu membayar hutangnya disuruh membayar semampunya bahkan dibebaskan. Sifat-sifat inilah yang diwarisi beliau yang dikenal apabila berdagang tidak pernah membawa untung karena senantiasa membebaskan orang-orang yang tidak mampu membayarnya.

Dan pada waktu berkeliling menjajakan dagangan beliau dikenal suka  membantu menyelesaikan permasalahan dan konflik yang terjadi dimasyarakat serta senantiasa berusaha mendamaikan orang dan tokoh-tokoh masyarakat yang bermusuhan.

Pada tahun 1966 beliau merantau ke Pontianak berda’wah keluar masuk dari satu desa ke desa yang lainnya dan melewati hutan belantara yang penuh lumpur dan rawa-rawa namun dengan penuh kesabaran dan ketabahan semua itu tidak dianggapnya sebagai rintangan .

Dengan penuh kearifan dan bijaksana dikenalkannya dakwah Islam kepada orang-orang yang masih awam terhadap Islam. Dan alhamdulillah dakwah yang beliau lakukan mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat ataupun tokoh-tokoh lainnya. Di setiap daerah yang beliau masuki untuk berdakwah beliau senantiasa bersilaturahmi terlebih dajhulu kepada tokoh masyarakat dan ulama/kyai setepat untuk memberitahu sekaligus minta izin untuk berdakwah di daerah tersebut sehingga dengan budi pekerti, akhlaq dan sifat-sifat yang terpuji itulah masyarakat beserta tokohnya banyak yang simpati dan mendukung terhadap dakwah yang beliau lakukan.

Pada waktu melakukan dakwah beliau senantiasa membawa seperangkat peralatan pengeras suara (Loadspeaker/Sound System) yang pada saat itu memang masih langka di Pontianak sehingga dengan hal itu tidak merepotkan yang punya hajat/mengundangnya untuk mencari sewaan pengeras suara. Dan tak lupa pula beliau membawa satir/tabir untuk menghindari terjadinya ikhtilat (percampuran) antara laki-laki dan perempuan dan perbuatan maksiat/dosa lainnya yang akan menghalang-halangi masuknya hidayah Allah SWT., sedangklan pahala dakwah yang beliau lakukan belum tentu diterima Allah SWT.

Berdagang yang beliau lakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dijadikan sarana pendekatan untuk berdakwah kepada masyarakat. Kedermawanan dan belas kasihnya kepada orang yang tidak mampu menyebabkan dagangannya tidak pernah berkembang karena keuntungannya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu serta membebaskan orang yang tidak mampu membayarnya. Selain itu pula beliau mempunyai keahlian memotret dan cuci cetak film yang beliau gunakan pula sebagai daya tarik dan mengumpulkan massa untuk didakwahi, karena pengambilan hasil potretan yang beliau lakukan sudah ditentukan waktunya, sehingga aabila mereka sudah berkumpul sambil menunggu cuci cetak selesai waktu menunggu tersebut diisi dengan ceramah dan tanya jawab masalah agama.

Selain berdakwah beliau aktif pula di partai politik yaitu Partai NU (Nahdlatul Ulama) dan menjadi jurkam yang dikenal berani dan tegas di dalam menyampaikan kebenaran sehingga pada saat itu sempat diperiksa dan ditahan. Namun pada saat itu masyarakat akan melakukan demonstrasi besar-besaran apabila beliau tidak segera dikeluarkan dan atas bantuan pamannya sendiri yang saat itu aktif di Golkar membebaskan beliau dari tahanan. Dan tak lama setelah kejadian tersebut, sekitar tahun 1970 atas permintaan dan perintah dari ibundanya, beliau pulang ke Madura dan disuruh untuk berdakwah di Madura atau di Pulau Jawa saja. Namun karena kegigihan beliau selama 2 tahun masih tetap aktif datang ke Pontianak untuk berdakwah walaupun telah menetap di Jawa Timur.

Pada tahun 1972 beliau mengajar di Pondok Pesantren Gondanglegi Malang mengembangkan Bahasa Arab, sehingga pondok Gondanglegi pada saat itu terkenal maju dalam bidang Bahasa Arabnya.

Sejarah Pendirian Pondok dan Perkembangannya

Ma’had Darullughoh Wada’wah ini didirikan pada tahun 1981 di Bangil dengan menempati sebuah rumah kontrakan. Dengan penuh ketelatenan dan kesabaran Ust. Hasan Baharunn mengasuh dan mendidik para santrinya, sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat dan dalam waktu yang relative singkat jumlah santri berkembang dengan pesat.

Selain membina santri putra, pada tahun 1983 pondok ini menerima santri putri yang berjumlah 16 orang yang bertempat di daerah yang sama. Dan pada tahun 1984 lokal pemondokan santri menempati sampai sebanyak 13 rumah kontrakan.

Atas petunjuk Musyrif Ma’had Darullughah Wadda’wah Abuya Sy. Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani, pada tahun 1985 Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah dipindah ke Desa Raci.
 
Kesuksesan Ust. Hasan Baharun dalam berdakwah dan membangun Pondok Pesantren Darullughah Wadda’wah tidak lepas dari peran besar  dari seorang wanita sholihah yang sudah terdidik dan terlatih kesabaran, kegigihan serta ketegarannya dalam menghadapi kehidupan oleh ayahandanya Al-Habib Muhammad Al-Hinduan, beliau adalah Syarifah Khodijah binti Muhammad Al-Hinduan, istri tercinta  yang senantiasa dengan penuh ketabahan dan kesabaran mendampingi pahit getirnya perjuangan serta senantiasa memberikan semangat bagi sang suami.

Bahkan jiwa besar dan perjuangannya ditunjukkan oleh ustadzah ketika Ust. Hasan membutuhkan dana untuk pondok maka ustadzah dengan senang hati menjual seluruh barang-barang berharga dan semua perhiasan yang dimilikinya bahkan yang mengandung kenangan dan sejarah dijualnya pula. 

Pada tanggal 23 Mei 1999 M bertepatan tanggal 8 Shafar 1420 H beliau berpulang ke rahmatullah, kemudianestafet kepemimpinan dilanjutkan oleh putra beliau Al Ustadz Ali Zainal Abidin bin Hasan Baharun.

Pada tahun 2006 dibuka Pondok Pesantren II Darullughah Wadda’wah yang berlokasi di Desa Pandean Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan yang sekarang ditempati 334 santri putra untuk tingkat i’dadiyah dan kelas I dan II ibtida’iyah.

Sifat-Sifat  Dan Kisah-Kisah Keteladanan Abuya Ust. Hasan Baharun

Beberapa sifat yang menonjol Ust. Hasan  yang  sudah sangat makruf di kalangan santri, dan guru-guru, kalangan habaib dan masyarakat yang sering berkomunikasi dengan beliau  sebagai seorang  figur  ulama sebagai pewaris nabi betul-betul beliau mewarisi sifat-sifat sikap dan perjuangan  Datuknya Al-Musthofa Nabi Muhammad SAW. Dan Agar kita lebih jelas akan dipaparkan sifat-sifat tersebut serta contoh-contoh sebagian peristiwa serta kehidupan beliau sehingga kita dapat meniru sifat dan sikap keteladanan beliau yang juga senantiasa ditanamkan bagi santri-santrinya adalah sebagai berikut ;

Sabar

Adapun salah satu sifat yang menonjol pada diri beliau adalah sifat sabar. Kesabaran  Ust Hasan  sangat dikenal oleh semua kalangan  baik santri, dewan guru, pejabat dan orang-orang yang mengenal beliau,  Sifat kesabarannya sangat luar biasa sebagaimana kesaksian dan cerita yang dilukiskan oleh Ayahandanya sendiri Al-Habib Ahmad bin Husein Baharun: 

“Hasan itu sangat sabar, kalau  saya marahi walaupun dia tidak salah tidak pernah menjawab dan apabila difitnah dan diganggu  orang tidak pernah membalas dan hanya kepada saya dia menceritakan agar didoakan sehingga diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan dan fitnahan tersebut.“ Begitu menurut penuturan Hb. Ahmad Baharun pada waktu Ust. Hasan  menghadap ilahi.  Kesabaran beliau sulit dilukiskan baik dalam membina dan membimbing santri serta menghadapi kenakalan santri dan orang-orang yang mengganggu pondok. 

Ust. Hasan dalam menghadapi orang-orang yang memfitnah dan  mengganggu pondok justru mereka diberi hadiah dan berulang kali bahkan membantu urusan mereka seakan-akan beliau tidak tahu bahwa orang tersebut mengganggunya.
 
Suatu kisah pada waktu zaman reformasi ada orang datang memberi tahu kepada beliau bahwa dia akan membawa  orang sebanyak 2-3 truk  untuk menghancurkan dan membumi hanguskan rumah orang yang mengganggu pondok namun beliau malah mencegahnya karena hal itu tidak pernah dilakukan oleh Rosulullah SAW.

Adapun cerita-cerita tentang kesabaran Ust Hasan banyak sekali sehingga tidak mungkin untuk diungkapkan disini.

Istiqomah

Sifat Istiqomah Ust Hasan Baharun sudah tidak diragukan salah satu tanda dari sifat tersebut tercermin pada aktifitas beliau sehari-hari karena  beliau bangun setiap pukul 02.00 malam kemudian Qiyamullail dan membangunkan santri dan Asatidzah pada pukul tiga malam bahkan untuk menjaga keistiqomahan tersebut mewajibkan santri yang menjaga malam di pintu gerbang untuk membangunkan tepat pukul dua malam dan di pos jaga tesebut tertulis diantara tugas/kewajiban penjaga malam wajib membangunkan Ust. Hasan  tepat pada pukul  02. 00  ( tidak boleh lebih  atau kurang ).
 
Suatu ketika beliau datang dari Makkah / Timur Tengah namun masih mampir di Jakarta karena masih ada urusan yang harus diselesaikan  dan bermalam di salah satu rumah wali santri di Bekasi  (di rumah Haji Yusuf) dan tampak tanda-tanda bahwa beliau dalam keadaan sangat lelah, maka untuk menjaga agar beliau tidak terlambat bangun beliau berpesan kepada H. Yusuf untuk membangunkannya pada pukul 02.00 dan juga menelpon ke santri yang menjaga maktab agar mengingatkan Haji Yusuf supaya membangunkan tepat pukul 02.00 malam dan tidak cukup itu saja beliau masih memberi tahu ke pos jaga agar juga mengingatkan H. Yusuf sebelum jam 02.00 untuk membangunkan Ust. Hasan. Begitulah salah satu contoh kesungguhan beliau dalam menjaga keistiqomahan tersebut.   

Tawakkal

Abuya Ust. Hasan mempunyai jiwa tawakkal yang luar biasa sebagai suatu gambaran dari sifat ketawakkalan beliau adalah bahwa ketika beliau mempunyai rencana untuk membangun gedung asrama santri berlantai tiga pada waktu awal-awal terjadinya krisis moneter dengan dana awal sekitar lima juta rupiah dan ketika sahabat beliau datang ke maktab mengungkapkan rencana tersebut barangkali bisa membantu, namun orang tersebut justru bertanya dengan nada terheran-heran:

“Ya Ustadz, bagaimana dengan dana yang sedikit itu antum akan membangun bangunan sebesar itu? Apalagi sekarang  Indonesia dalam krisis moneter!”

Kemudian apa kata beliau, “Ya Ustadz, yang krisis itu kan Indonesia, negara lain khan tidak! Apalagi Allah, apakah Allah kenal krisis moneter?”

Sebuah umpan balik dan argumen yang luar biasa, kemudian beliau melanjutkan kata-katanya, “Kalau kita punya rencana maka kita jangan sekali-kali mengukur dengan kemampuan kita, apabila kitamengukur dengan kemampuan kita maka hasilnyapun Allah akan memberikan sesuai dengan kemampuan kita, tetapi apabila kita mengukur dengan kemampuan Allah maka kemampunnya tiada terbatas dan yakinlah bahwa selama kita berniat memperjuangkan Agama Allah bahwa Allah itu akan menolong kita,” Inilah  diplomasi yang menggambarkan betapa tingginya tingkat ketawakkalan beliau.

Bahkan apabila mau membangun beliau justru menghabiskan segala uang yang tersisa dan membagikan kepada fakir miskin sebagi pancingan datangnya rahmat dan pemberian Allah dan beliau mengibaratkan orang mancing maka apabila pancing dan umpannya besar maka akan memperoleh ikan yang besar pula. Hal ini sering diungkapkan pula ketika ada panitia pembangunan masjid dan Lembaga Pendidikan Islam bahwa apabila berniat ingin membangun maka disarankan tidak perlu khawatir pembangunan tersebut tidak selesai dan menyuruhnya membongkar/ memulai pembangunan tersebut tanpa menunggu terkumpulnya dana  untuk pembangunan karena menurut beliau bahwa pembangunan masjid dan LPI tersebut merupakan proyek Allah SWT. dan Insya-Allah pasti selesai tinggal menata niat panitia serta berusaha semaksimal mungkin sebagai sunnatullah dan harus disertai dengan banyak berdo’a.” Begitulah saran-saran beliau kepada  para takmir dan panitia yang datang minta saran dan sumbangan kepada beliau.

Dermawan dan Sangat Perhatian terhadap Fakir Miskin dan Anak Yatim

Kedermawanan yang ada pada beliau tumbuh dan berkembang sejak beliau karena hal tersebut sudah ditanamkam oleh aba dan kakeknya sebagaimana kisah-kisah sebelumya sehingga beliau tumbuh dan berkembang mempunyai jiwa sosial  terutama memiliki kepedulian kepada para ffakir-miskin dan anak yatim. Bentuk kepedulian terhadap mereka diantaranya adalah bahwa kebiasaan belia membagikan hadiah  pakaian  hari raya, beras dan kebutuhan sehari-hari, membagikan daging kurban kepada para tetangga pondok, famili beliau yang tidak mampu, serta kepada orang-orang yang datang minta bantuan, mulai pengobatan sampai pada biaya sekolah anak-anak mereka kepada orang yang tak mampu.

Ikhlas

Sebagaimana sering diungkapkan oleh beliau dalam menasehati para santri dan para guru agar senantiasa menata niat dalam setiap tindakan dan amal yang akan dilakukan. Hal ini merupakan cerminan dari kepribadian beliau yang senantiasa menjadikan keikhlasan sebagai pondasi dari setiap amaliah yang beliau laksanakan, termasuk pendirian pondok. Sebagai sebuah bukti dari keikhlasan beliau ketika ada guru-guru yang mengusulkan agar membuat papan nama pondok di tepi jalan beliau tidak langsung mengabulkan permintaan tersebut. Namun karena beberapa kali guru-guru tetap mengusulkan dengan alasan banyak wali santri yang tidak tahu lokasi pondok dan sering kesasar dan bingung mencari alamat pondok, baru tersebut dikabulkan tiga tahun sebelum beliau wafat.

Demikian pula beliau dalam rekrutmen/seleksi guru-guru, maka yang pertama kali dilihat adalah keikhlasannya. Para guru baru yang mau mengajar di pondok, diuji tingkat keikhlasannya, bahkan beliau tidak memperhatikan selama satu tahun. Karena beliau berpendapat bahwa apabila gurunya tidak ikhlas akan menularkan ilmu yang tidak ikhlas pula.

Tawadlu’

Walaupun beliau sebagai ulama besar yang dihormati dan disegani, baik di dalam maupun di luar negeri, dan kebesaran beliau diakui oleh Sayyid Muhammad sehingga pada saat beliau datang ke Mekkah di majlis ta’lim Sayyid Muhammad diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan / taujihat pada jamaah haji dan para ulama sedunia yang berkumpul di majlis tersebut, dan juga dalam acara haul Nabiyullah Nuh AS di Yaman beliau senantiasa mengelak ketika diminta untuk memberikan sambutan, tetapi pada kunjungan yang terakhir beliau mau memberikan sambutan namun tetap dengan sikap tawadlu’ beliau mengatakan bahwa tidak bermaksud memberikan nasehat kepada yang hadir yang kebanyakan terdiri dari para ulama dan auliya’, tetapi nasehat tersebut ditujukan untuk santri-santri beliau yang belajar di sana.

Beliau senantiasa menunjukkan sikap tawadlu’ dalam kehidupan sehari-hari dan sama sekali tidak menunjukkan bahwa beliau adalah orang besar. Siapapun tamu yang datang dilayani dengan ramah bahkan apabila menyajikan makanan beliau sering mengangkat sendiri sajian makanan dari dapur dan menyuguhkannya kepada para tamu.

Diantara doa yang menunjukkan sikap dan sifat tawadlu’nya tersebut dengan senantiasa memanjatkan do’a agar beliau dan putra-putra serta murid-muridnya dijadikan orang-orang yang memiliki kebesaran tetapi tersembunyi (minal masturiin).

Kesederhanaan  Pribadi  Ust. Hasan

Apabila orang bertemu dengan Ust. Hasan  Baharun dan orang tersebut sebelumnya belum mengenal beliau maka orang tersebut tidak akan menyangka bahwa ust Hasan adalah Ulama besar yang sangat dihormati dan disegani karena beliau memang mempunyai penampilan yang sangat sederhana, pakaian yang dipakai sehari-hari di dalam pondok dan ketika keluar pondok biasa-bisa saja yaitu memakai gamis dan kopyah putih tanpa imamah dan rihda kecuali apabila beliau akan menyampaikan ceramah atau menghadiri majlispertemuan yang harus menampilkan sebagai sosok   untuk menjaga kehormatan dan kebesaran serta kewibawaan Ulama. Maka beliau akan berpakain lengkap dengan jubah kebesarannnya.

Selain kesederhanaan dalam berpakaian  beliau juga memiliki kesederhanaan dalam pola  kehidupan sehari-hari,  banyak orang yang tertarik dan menaruh simpati kepada beliau ketika membandingkan fasilitas pondok yang serba lengkap dan baik dengan rumah beliau yang atapnya rusak dan sering bocor karena tidak sempat untuk diperbaiki serta perabot rumah tangga yang semuanya serba biasa-biasa saja, hal ini sudsah menjadi pilihan  beliau yang lebih terkonsentrasi memikirkan bagaimana memenuhi fasilitas  santri.

Mohon maaf bila ada kesalahan:)