Rabu, 05 Agustus 2015

Malaikat Ojek (Go-Jek) Part I

Hi guys,

Kali ini gue mau cerita sosok malaikat dibalik go-jek yang saat ini sering diperbincagkan dan digunakan terutama bagi kaum muda (mahasiswa/i). pertama, gue mau kasih penjelasan dulu, apa sih go-jek itu??

GO-JEK adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi Ojek. GO-JEK bermitra dengan para pengendara Ojek berpengalaman di Jakarta, Bandung, Bali & Surabaya dan menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan.

Yang udah pernah buka websitenya pasti udah pernah baca lah ya penjelasan diatas.

Kalian tau ga sih siapa pemilik perusahaan go-jek ini??? Gue yakin pasti belom banyak yang tau, kebanyakan dari kalian hanya menggunakannya saja kaaann..

Kenapa gue bilang malaikat?? Karna beliau adalah orang yang berniat membantu orang-orang yang tidak bisa memiliki pekerjaan dengan ikhlas (tidak memikirkan keuntungan) terutama tukang ojek yang selama ini penghasilannya tidak memadai.

Dampak positif yang dirasakan tidak hanya dikalangan masyarakat, tetapi juga di Indonesia. Kenapa gue bilang Indonesia?? Karna di Indonesia tingkat pengangguran semakin tinggi dari tahun ke tahun.


NADIEM MAKARIM (31)
Pendiri PT. GO-JEK INDONESIA

Adalah sosok malaikat yang gue ceritain diatas,

Seorang entrepreneur yang lahir tanggal 4 Juli 1984, Mengawali sekolah dasar di Jakarta, Nadiem pernah merasakan ketatnya sistem pendidikan di sebuah SMA di Singapura. Memasuki dunia mahasiswa, Nadiem memilih jalur sarjana di Brown University AS. Jurusan International Relations jadi incarannya. Selama satu tahun, Nadiem sempat mengikuti foreign exchange di London School of Economics.

Tak puas menjadi sarjana, Nadiem pulang ke Indonesia dengan menyandang gelar MBA (Master of Business Administration) dari Harvard Business School.

Lulus dari Brown, Nadiem tak butuh waktu lama terjun ke dunia kerja. Berbekal ijazah yang dimilikinya, Nadiem direkrut menjadi Management Consultant di sebuah lembaga konsultan ternama McKinsey & Company. Di perusahaan ini, Nadiem menghabiskan waktu 3 tahun di kantor mereka di Jakarta.

Selama bekerja itulah, Nadiem banyak membantu berbagai perusahaan besar di berbagai sektor mengatasi kendala-kendala bisnis mereka.

Melihat latar belakang keluargnya, Nadiem sebetulnya bukan lahir dari kalangan pengusaha. Ayahnya yang berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah berprofesi sebagai pengacara, sementara ibu dari Pasuruan, Jawa Timur bekerja di bidang non-profit.

"Di keluarga hanya saya yang aktif di bidang entrepreneurship," ujar Nadiem.

Kedua orangtua selalu mendukung usahanya. Hanya ada satu syarat yang diberikan. Usaha Nadiem harus bisa membantu masyarakat Indonesia.

"Saya dididik dari kecil untuk kembali dan berkontribusi ke Tanah Air, walaupun seumur hidup lebih sering sekolah di luar negeri. Orangtua saya sangat nasionalis, dan karena itu passion saya untuk Indonesia sangat besar," tambahnya.

Siapa sangka, orang yang bisa dikatakan sangat mampu dan pintar ini MAU membuka usaha untuk memajukan negaranya sendiri. Padahal banyak perusahaan ternama di luar negri yang memanggilnya.


Terlahirnya Go-Jek

Menurut dia, tingkat kecelakaan pada pengguna ojek sangat kecil. Selama menggunakan jasa ojek, ia tidak pernah mengalami kecelakaan. "Waktu menggunakan taksi, saya dua kali kecelakaan, kendaraan pribadi tiga kali kecelakaan, dan naik motor pribadi satu kali kecelakaan," katanya

"Ternyata lebih dari 70 persen waktu kerja tukang ojek hanya menunggu pelanggan, ditambah kemacetan Jakarta." Kalimat itu meluncur dari mulut Nadiem Makarim.

Ide bisnis ini lahir tanpa sengaja. Perbincangannya dengan tukang ojek langganan membuka cakrawala bisnis baru.


"Jika ada layanan transpor dan delivery (pengantaran) yang cepat dan praktis, pasti akan sangat membantu warga Jakarta," ujar Nadiem.

Lanjut Part II disini

0 komentar:

Posting Komentar