Sabtu, 03 Agustus 2013

Kisah Ummul Banin


Dikisahkan dari Marwan bin Muhammad, Azzah sahabat Kutsayyir pernah datang menghadap Ummul Banin (putri Abdul Aziz bin Marwan, saudara wanita dari Umar bin Abdul Aziz).
Ummul Banin berkata padanya “wahai Azzah, apa maksud dari perkataan Kutsayyir? ‘setiap orang membayar hutangnya,aku ketahui orang yang meminjaminya, akan tetapi Azzah orang yang suka mengulur ulur yang suka mempersulit kepada orang yang meminjaminya’ hutang apakah yang telah dimaksudkan oleh Kutsayyir itu?”
“maafkan aku!” jawab Azzah
“kamu harus memberitahukannya kepadaku” desak Ummul Banin
“Memang dulu aku pernah berjanji bersedia untuk diciumnya, dan dia pun datang kepadaku untuk meminta apa yang telah aku janjikan itu. Akan tetapi aku merasa berdosa kepada dirinya dan aku sendiri tidak akan mungkin memenuhi janjiku sendiri”. Kata Azzah menjelaskan.
“tepatilah janjimu kepadanya, dan akulah yang akan menaggung dosanya” kata Ummul Banin kepada Azzah.
Setelah berkata demikian, Ummul Banin pun segera mengintrospeksi diri, betapa salah ucapannya. Kemudian ia memohon ampun kepada Allah, serta dari setiap perkataan yang telah diucapkannya ditebusnya dengan memerdekakan 40 orang hamba sahaya. Setiap kali Ummul Banin teringat akan perbuatannya itu, dia pun menangis hingga air matanya membasahi kerudungnya, lalu ia berkata “mengapa tidak bisu saja mulutku ini ketika aku mengatakan hal itu?”.
Dan dia pun tekun beribadah, ketekunannya itu bukan rahasia umum lagi bahkan ia terkenal sebagai ahli ibadah. Ummul Banin selalu meninggalkan peraduannya guna menunaikan shalat sepanjang malam. Setiap hari jum’at selalu keluar dengan membawa sesuatu diatas punggung kudanya demi menegakkan agama Allah.
Tidak jarang Ummul Banin mengundang para wanita ahli ibadah untuk berkumpul bersamanya guna membahas sesuatu dan dia pun berkata, “aku senang berbincang-bincang dengan kalian, akan tetapi bila aku sedang shalat aku akan lupa kepada kalian semua”.
Dikatakan pula oleh Ummul Banin “orang yang sangat bakhil adalah orang yang bakhil terhadap dirinya,demi surga”
Juga perkataannya, “setiap manusia pasti membutuhkan sesuatu, sedang aku akan menjadikan kebutuhanku itu menjadi sebuah pengorbanan dan pemberian. Demi Allah, memberikan sesuatu, saling menyambung silaturahmi karna Allah, adalah lebih baik dan kusukai dari pada makanan yang lezat saat kelaparan dan minuman yang dingin saat kehausan. Adakah kebajikan itu dapat diraih tanpa adanya suatu perbuatan?”.
Ummul Banin pun selalu berbuat baik dan benar sepanjang hayatnya. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmatNya kepadanya. Amin ...

0 komentar:

Posting Komentar