Sabtu, 03 Agustus 2013

ZAINAB RHA


Ummul-mukmi Zinab binti Jahsy RHA. Memiliki pertalian keluarga yang dekat dengan Rasulullah SAW. Ia adalah saudara keponakan Rasulullah. Ia sudah memeluk Islam pada masa permulaan islam. Pada mulanya ia menikah dengan Zaid RA. Salah seorang hamba sahaya yang telah dimerdekakan oleh Rasulullah SAW. Zain juga merupakan seseorang yang disayangi oleh Rasulullah dan telah dianggap sebagai anak beliau. Karna itu, maka Zaid RA juga pernah disebut dengan panggilan Zaid bin Muhammad SAW.
Setelah beberapa tahun lamanya menikah dengan Zainab RHA, maka diceraikanlah Zainab olehnya. Pada saat itu, Rasulullah ingin menghapuskan adat Jahiliyah yang menganggap bahwa anak angkat sama dengan bekas istri anak angkatnya. Maka, untuk menghapus adat tersebut Rasulullah mengirimkan lamaran kepada Zainab. Maka jawab Zainab “ aku akan bermusyawarah dulu dengan Rabbku”. Kemudian, Zainab segera mengambil wudhu dan mengerjakan sholat. Tetapi ia tidak segera menjawab pinangan Rasulullah.
Akhirnya, dari kejadian tersebut menghasilkan keberkahan dimana Allah menyuruh Rasulullah sendiri yang menikah dengan Zainab. Maka turunlah ayat yang berbunyi : “maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikan), kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk mengawini istri-istri anak-anak angkat mereka apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya dari istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti”
Ketika ayat itu turun, maka Zainab RHA segera diberi khabar gembira tentang pernikahannya. Maka Zainab melepaskan perhiasan yang dipakainya kemudian diberikan kepada orang yang memberi kabar gembira tersebut. Ia berdiri dan bersujud dan berjanji untuk berpuasa selama 2 bulan.
Zainab sangat bangga dengan peristiwa ini, karna semua istri Rasulullah yang menikahkan adalah keluarga mereka. Sedang yang menikahkan Zainab adalah Allah sendiri. Mengenai pernikahannya ini langsung di riwayatkan melalui Al-Qur’an. Karna Aisyah RHA juga bangga karna merupakan salah seorang istri yang paling dicintai Rasulullah, maka diantara keduanya terjadi persaingan.
Aisyah RHA adalah istri Rasulullah SAW yang paling disayangi oleh Rasulullah. Dan Zainab RHA telah dinikahkan berdasarkan perintah dari langit. Meskipun demikian, ketika terjadi peristiwa difitnahnya Aisyah oleh orang-orang munafik, maka ketika Zainab RHA ditanya oleh Rasulullah, ia menjawab “setahu saya, Aisyah adalah orang yang baik, dan saya paham bahwa ia adalah orang yang shalih”.
Padahal, Aisyah RHA adalah pesaingnya. Sebenarnya bisa saja ia menjatuhkan harga diri Aisyah RHA, ketika ia difitnah didepan suaminya, tetapi Zainab malah menjaganya.
Zainab RHA adalah seorang yang wara’. Ia sendiri banyak berpuasa dan banyak meengerjakan shalat-shalat sunnah dan nafilah, dan biasa bekerja dengan tangannya sendiri. Dan setelah mendapatkan hasil dari pekerjaannya, maka hasilnya ia sedekahkan.
Pada saat Rasulullah hendak wafat, maka para istri Rasulullah yakni azwajunmunthahharah bertanya kepada Rasulullah “siapakah yang paling dahulu wafat setelah Rasulullah SAW?” , jawab Rasulullah “yang paling panjang tangannya”. Maka, mereka segera mengukur tangan mereka dengan kayu. Tetapi kemudian diketahuilah bahwa yang dimaksud adalah yang paling banyak mengeluarkan hartanya untuk bersedekah. Ternyata, yang meninggal lebih dulu adalah Zainab. Karna ia sangat gemar bersedekah. Itulah sebabnya, dia menjadi pertama kali dari istri Rasulullah yang meninggal.
Pada masa kekhalifahan Umar RA, Umar telah menetapkan untuk para istri Rasulullah. Kemudian gaji tersebut dikirimkan kepada setiap istri Rasulullah sebanyak 12.000 dirham setiap tahunnya. Demikian pula kepada Zainab RHA telah dikirim jumlah yang sama. Tapi ia menyangka bahwa uang tersebut untuk semua istri Rasulullah, lalu kepada utusan yang membawa uang tersebut ia berkata, “ sebaiknya diberikan saja kepada istri-istri Rasulullah yang lain”.
Utusan tersebut berkata kepadanya, “uang ini semuanya adalah bagian engkau, dan ini bagian untuk satu tahun”.
Ia merasa keheranan dan berkata “subhanallah” sambil memasukkan kain kedalam mulut dan sedikit tidak melihat uang tersebut.
Zainab hanya menyuruh utusan tersebut “simpan saja uang dipojok kamar, kemudian tutuplah uang itu dengan kain ini”.
Kemudian ia berkata kepada Barzah (yang meriwayatkan kisah ini), “ambillah sedikit dari uang itu, kemudian berikan kepada sifulan dan si fulan”.
Ia telah menyebutkan nama-nama orang fakir miskin, janda yang tua-tua dan anak yatim yang tidak mampu. Tidak lama kemudian uang itu langsung tersisa sedikit. Lalu Barzah mengutarakan atas keinginannya pada uang tersebut.
Zainab pun berkata “ ambillah sisa uang yang masih ada dikain itu untukmu”.
Maka Barzah mengambil uang itu yang ternyata berjumlah 84 dirham. Setelah itu Zainab berkata “Ya Allah, pada tahun depan, jangan sampai harta seperti ini datang kepadaku, yang kedatangannya akan menjadikan fitnah bagiku”. Ternyata pada tahun berikutnya Zainab RHA meninggal dunia.
Khalifah Umar yang mendengar bahwa segenap uang Ummu Mukmin Zainab RHA telah habis disedekahkan segera mengirim uang sebanyak 1000 dirham. Apabila uang tersebut telah diterimanya, seketika itu juga uang tersebut disedekahkan semuanya. Meskipun pada zaman itu adalah zaman futuhat (kemenangan), pada waktu meninggalnya, dirumahnya tidak terdapat uang sepeserpun atau harta benda lainnya.
Karna ia banyak bersedekah, maka ia digelari Ma’wal masakin (tempat orang-orang miskin). Seorang wanita berkata “Zainab memiliki selembar kain satu warna yaitu kuning tua. Ketika Rasulullah SAW masuk, beliau melihat kami sedang memberi warna kuning untuk kain tersebut.lalu beliau keluar lagi”. Maka, Zainab berfikir, barangkali Rasulullah tidak menyukai warna kain tersebut, sehingga kain tersebut segera dibasuhnya kembali. Pada waktu lainnya, Rasulullah SAW datang lagi kepada Zainab dan beliau tidak melihat kain itu lagi, maka masuklah beliau kedalam kamar.

0 komentar:

Posting Komentar