Sesudah kejadian di Pulau Bali
itu, Pak Haji terlihat kembali ceria seperti sebelum kejadian dahulu. Tetapi
ada yang merisaukan hati Pak Haji yaitu setelah berpisah dengan S.Walid dirumah
orang tuanya itu, Pak Haji tidak lagi berjumapa dengan S.Walid betahun-tahun
lamanya.
Konon ceriteranya kejadian di Pulau Bali itu dan mendengar seluruh
kisah Pak Haji, jiwa Sayyid Walid seperti diguncang sebuah kesadaran akan
dirinya. Sayyid Walid, setelah tiba dirumahnya kembali di surabaya, hanya
berselang beberapa hari, ia meminta izin orang tuanya untuk mondok di salah
pesantren asuhan salah satu Habaib di Jawa Timur. Setelah berselang beberapa
tahun kemudian, orang bertemu lagi dengan Sayyid Walid sangat berlainan
keadaannya. Ia kini bukan lagi seorang sayyid muda ugal-ugalan. Ia telah
menjadi seorang Ustadz muda jebolan pesantren, pakaiannya sehari-hari adalah
gamis dan surban yang tidak pernah lepas dari pundaknya. Orang tidak pernah
menjumpainya kecuali di majelis-majelis Ta’lim para Habaib.
Begitulah kisah nyata ini,
sekaligus menjadi i’tibar bagi hati orang yang mau percaya, bahwa persoalan
tinggi rendahnya kondisi spriritual seseorang, tergantung kepada pengalaman
spiritualnya itu sendiri. Kita bisa berkata mustahil Pak Haji di datangi Siti
Fathimah karena telah mengganggu cucunya. Bagaimana wirid dan bacaan shalawat
Pak Haji sebanyak apapun ternyata ia tidak lagi dapat melihat Rasulullah Saw
dalam mimpinya seperti sebelumnya, karena ia telah menyakiti sebagian dari
darah daging puterinya Fathimah, yang sekaligus darah daging Nabi Saw, sendiri
yang menjadi pelanjut keturunannya itu. Hendak dipercaya ataupun tidak,
terserah kepada masing-masing orang, tetapi begitulah kisahnya.
Masihkah anda
ingat sebuah Hadits Nabi Saw, yang diriwayatkan ola Ibnu Sa’ad bahwa Nabi Saw
telah bersabda:
“Berbuat baiklah terhadap ahlul
bait-ku karena kelak aku akan memperkarakan kalian tentang mereka. Barang siapa
yang aku perkarakan, maka Allah pun akan memperkarakannya, dan siapa yang
diperkarakan Allah, maka orang itu dimasukan kedalam neraka.”
0 komentar:
Posting Komentar