Atau, berkata kepada orang yg menegurnya, "Jagalah dirimu sendiri !" Ato mengucapkan perkataan yg mengandung kebencian kepada kebenaran.
Sebab, dikhawatirkan orang itu akan ditimpa laknat ato murka اَللّهُ سبحانه وتعالى, sehingga menjadilah ia seperti orang yg dimaksudkan oleh firman اَللّهُ berikut ini,
"Dan apabila dikatakan kepadanya, 'Bertakwalah kepada اَللّهُ', bangkitlah kesombongannya yg menyebabkan berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yg seburuk-buruknya" (Al-Baqarah, 2;206)
Akan halnya orang yg menyuruh berbuat kebaikan dan meninggalkan yg jahat, maka ia tidak menanggung sesuatu pun setelah menunaikan tugasnya.
Jika ditentang ato disakiti oleh sebab nasehatnya tadi, maka ia akan memperoleh ganjaran yg lebih besar dan pahala yg lebih banyak. Lantaran itu, hendaklah ia bersabar dan tidak menggerutu.
Dalam menjalankan tugas itu (menyampaikan nasehat), hendaklah ia berniat di dalam hati untuk menyelamatkan diri sendiri dan saudaranya dari dosa.
Sebenarnya, orang yg menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat itu telah berusaha menyelamatkan jiwanya, baik orang yg diserunya mengikutinya nasehatnya maupun tidak.
مـاشــاءاللـــــه لاقـــــوةالابااللــــــــه
("An-Nashaaih Ad-Diniyah Wal-Washaaya Al-Imaaniyah", Sayyidinal Imam Al-'Allamah, Al-Quthb, Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad رضي الله عنـه)
0 komentar:
Posting Komentar