Siapa Sahabatmu ?
Islam dengan
kesempurnaannya, telah mengatur tata cara dan adab-adab dalam berteman, karena
seorang teman sangat berpengaruh terhadap temannya. Dengan bahasa lain, baik
buruknya seseorang sangat bergantung pada teman dekatnya. Oleh karena itu,
Islam memerintahkan kaum muslimin agar memilih teman yang baik.
« مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ
وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ
تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ
الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
»
“Permisalan teman
yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai
besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak
wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya, dan bisa jadi engkau akan dapati
darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia
akan membakar pakaianmu, dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak
sedap. ” (H. R. Al-Bukhari dan Muslim)
Allah
Subhanallahu wa Ta’ala berfirman (artinya):
Dan (ingatlah)
hari ketika itu orang yang zhalim menggigit dua tangannya, seraya berkata,
“Aduhai, kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul! Kecelakaan
besarlah bagiku, andai kiranya dulu aku tidak menjadikan si Fulan itu teman
akrabku. Sungguh ia telah menyesatkanku dari Al-Qur`an ketika Al-Qur`an itu
datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. ” (Al-Furqan:
27-29)
0 komentar:
Posting Komentar